Arash Multimedia , Jakarta - Kebijakan tarif impor yang dinyatakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump Trump Menjadi sumber keprihatinan bagi kalangan bisnis di Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menyarankan beberapa tindakan yang dapat diterapkan oleh pemerintah guna meredam efek buruk dari keputusan tersebut.
Sekilas sebelumnya, Trump menerbitkan aturan tentang biaya pengenaan cukai pada hari Rabu, 2 April 2025. Semua barang yang diimpor dan masuk ke Amerika Serikat akan dikenakan pajak sebesar 10%. Di samping itu, presiden dari Partai Republik tersebut pun menambahkan bea lebih lanjut. Reciprocal Tariffs untuk negara-negara yang mempunyai kelebihan perdagangan dengan AS.
Biaya tersebut berlaku juga untuk barang impor dari Indonesia dan jumlahnya adalah bea masuk 32 persen. "Kebijakan tersebut pasti mengundang ketidaknyamanan bagi pelaku bisnis dan publik secara umum karena bisa memberikan pengaruh besar pada kestabilan alur perdagangan antarnegara," jelas Shinta melalui pesan instannya, Kamis, 3 April 2025.
Sejak kabar tentang kebijakan tariff reciprocal Amerika Serikat muncul, kata Shinta, pelaku bisnis sudah mengawasi hal tersebut. Asosiasi pun telah melakukan dialog dengan para mitra bisnis dan sampai kepada perwakilan pemerintah AS guna menyusun taktik-taktik penting bagi eksporir di Indonesia yang akan dipengaruhi.
Apindo menyarankan empat tindakan yang dapat diambil oleh pemerintah Indonesia guna meredam potensi risiko. Langkah pertama yaitu menyusun perjanjian dua arah dengan Amerika Serikat agar Indonesia mampu mencapai akses ke pasar secara optimal. "Setidaknya, harus bersifat adil dan menguntungkan kedua belah pihak." win-win ,” ucapnya.
Para pemilik usaha menginginkan adanya keterintegrasian dalam rangkaian pasokan antara kedua negara ini agar ekspor dari Indonesia dilihat sebagai langkah untuk meningkatkan kekuatan persaingan industri negeri itu, bukannya justru menjadi hambatan. Apindo pun mendukung strategi bertemakan yang meliputi kolaborasi pada bidang energi, mineral penting, serta sektor perfarmasan.
Kedua, lakukan penilaian terhadap implementasi asas saling setuju. Ini melibatkan pengamatan terhadap bea masuk serta hambatan-hambatan lain yang bukan berupa bea pada barang-barang impor dari Amerika Serikat ke Indonesia. Dengan begitu akan tercipta kesetaraan dan keadilan di dalam perdagangan antara kedua negeri tersebut.
Berikutnya, Shinta mengusulkan kepada pihak berwenang untuk memaksimalkan strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor Indonesia. Dengan begitu, apabila terdapat kendala dalam hal misalnya saja bea masuk yang bersifat saling-menyetujuinya, performa pengeksporan secara keseluruhan bisa tetap terjaga dengan baik. Beberapa negara di wilayah ASEAN, Asia Barat Daya, Amerika Selatan serta Benua Afrika dinilai punya peluang bagus menjadi alternatif pembeli selain dari negeri AS.
Akhirnya, Shinta menginginkan dukungan dari pemerintah untuk memperbaharui sektor industri yang menyerap banyak tenaga kerja dan menerapkan penghapusan regulasi atau penyesuaian kebijakan. Sebab, penaikkan tarif oleh AS tersebut bakal memberikan efek terhadap komposisi biaya produksi serta tingkat persaingan industri lokal.
Di samping itu, keputusan tariff oleh Trump ini akan memiliki dampak langsung terhadap kemampuan bersaing dari barang-barang ekspor dalam negeri. Dia menambahkan, "Khusus bagi industri-industri yang sudah lama mengandalkan pasarnya di Amerika Serikat, termasuk sektor tekstil, alas kaki, perabotan rumah tangga, elektronik, batubara, pengolahan nikel, serta produk pertanian."