
Arash Multimedia , JAKARTA – Menteri Perdagangan ( Mendag Budi Santoso menyatakan bahwa dia sudah berdiskusi dengan beberapa Kementerian dan Lembaga (K/L) berkaitan tentang cara menanggapi aturan tariff terbaru yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS). Donald Trump .
Budi menyatakan bahwa rapat dengan kementerian atau lembaga yang berkaitan berlangsung tertutup hari ini, Khamis (3/4/2025), dan diadakan melalui platform online.
"Hari ini, pemerintah bekerja dengan cepat melakukan koordinasi serta komunikasi di antara Kementerian dan Lembaga yang relevan guna menangani keputusan implementasi Tarif Trump versi 2.0," ungkap Budi melalui Instagram resmi miliknya pada hari Kamis (3/4/2025).
Secara sedikit membocorkan, Budi mengatakan bahwa pertemuan tersebut menyinggung tentang tindakan yang akan dipilih pemerintah Indonesia terkait dengan putusan tersebut. tarif Trump Di sana, Amerika Serikat mengimplementasikan tarif tambahan sebanyak 32% bagi produk dari Indonesia.
"[Pertemuan tersebut diselenggarakan] untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia tetap terkontrol dan memiliki dampak menguntungkan pada ekonomi Indonesia," tandasnya.
Pada tangkapan layar yang diunggah oleh Budi, terlihat Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beserta beberapa stafnya. Di antara mereka adalah Sesmenko Susiwijono Moegiarso, yang juga hadir dalam pertemuan itu.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump secara resmi telah menerapkan tarif baru senilai 10% pada seluruh barang impor dari berbagai negara ke Amerika Serikat (AS), serta menetapkan kenaikan bea masuk bagi beberapa mitra perdagangan utama negeri itu. Vietnam menjadi negara dengan tarif balas tanggung atau "resiprokal" tertinggi yaitu 46%, sedangkan Indonesia menghadapi tarif serupa sebesar 32%.
Pengumuman tentang keputusan tariff pengembalian tersebut disampaikan oleh Presiden Donald Trump di Taman Mawar, Istana Kepresidenan pada hari Rabu petang (2/4/2025) sesuai dengan zona waktu lokal.
Pada kesempatan tersebut, Trump menampilkan papan reklame yang mencantumkan daftar tariff balasan yang ditetapkan Amerika Serikat terhadap para mitra perdagangan. Tarif baru untuk Cina adalah sebesar 34%, sedangkan bagi Uni Eropa adalah 20%. Penentuan biaya ini merupakan respons terhadap cukai impor yang dipungut dari produk-produk AS.
Kamboja adalah negara dengan tarif tertinggi yaitu 49%. Di posisi kedua ada Vietnam dengan angka 46%. Sedangkan untuk Sri Lanka diberikan tarif resiprokal sebesar 44%, Bangladesh mendapatkan tarif 37%, Thailand memperoleh tarif 36%, serta Taiwan berada di level 32%. Sementara itu, Indonesia juga mendapat tarif resiprokal senilai 32%.
Yang dimaksud adalah bahwa biaya tambahan tersebut merupakan penambahan atas tarif yang sudah ada sebelumnya, termasuk pajak 20% pada produk-produk China berkaitan dengan fentanil. Di samping itu, kecuali bagi barang-barang jangka panjang kini telah dihapuskan.