Benjamin Netanyahu Terjebak Dua Skandal Politik Beruntun: Hanya Gertakan atau Realitas?

PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel Penjajah Benjamin Netanyahu terlibat dalam sebuah krisis politik karena adanya dua kasus besar yang melingkupinya. Pertama adalah tuduhan pidana korupsinya serta kedua adalah pemberhentian tiba-tiba dari kepala badan keamanan negara mereka yang menyebabkan warga sipil maupun anggota kabinet marah-marah.

Pria yang biasa disapa Bibi Netanyahu pada Selasa pagi, tanggal 2 April 2025, telah menghadiri persidangan kasus suap dan penyuapan dalam gugatan pidana tersebut sebagai bagian dari sesi keterangan kedua puluh satu.

Ketika Netanyahu masuk ke ruangan persidangan, dia diserbu pertanyaan dari para jurnalis tentang pengetahuan atau peranannya bersama penasehat medianya serta asisten-asistennya mengenai tuduhan korupsinya terkait hubungannya dengan Qatar, Yonatan Urich dan Eli Feldstein.

"Ini hanyalah tebing semata!" ujar Netanyahu seraya pergi. Setelah itu, Perdana Menteri direncanakan untuk terbang menuju Hongaria pada hari Rabu malam nanti.

Kasus Shinbet

Netanyahu mendapat tekanan baik dari internal maupun eksternal pemerintahan. Kabinet menekankan agar ia berubah pikiran tentang jabatan kepala keamanan nasional, sementara publik geram karena tersangkutnya kasus suap di kantor miliknya.

Netanyahu mengeluarkan Ronen Bar dari posisi Kepala Shin Bet dan bersiap menunjuk Eli Sharvit sebagai gantinya. Akan tetapi, setelah mendapat protes dari masyarakat yang berlangsung selama seminggu penuh, keputusannya itu dicabut pada hari Selasa tanggal 1 April, cukup hanya dalam waktu satu hari saja.

Dikabarkan bahwa Sharvit berpartisipasi dalam demonstrasi menentang usulan keras pemerintah mengubah mekanisme hukum dan keadilan sebelum konflik di Gaza.

Di samping itu, majelis hakim mengubah durasi penahanan bagi kedua asisten Netanyahu yakni Jonatan Urich dan Eli Feldstein menjadi tambah dua hari saja, padahal pihak kepolisan telah memohon agar diperpanjang sembilan hari. Keduanya diringkus lantaran dicurigai memberikan bantuan kepada Qatar ketika masih bertugas.

Netanyahu tidak menjadi orang yang dicurigai dalam kasus ini, namun dia diundang untuk memberikan keterangannya tentang dugaan korupsinya mulai hari Senin.

Skandal yang dikenal sebagai Qatargate ini telah menimbulkan amarah besar di kalangan masyarakat Israel, yang menganggap Qatar sebagai sekutu dari Hamas, kelompok yang menjadi musuh terbesar bagi Israel dalam konflik di Jalur Gaza. Selain itu, Feldstein juga dituduh merusak keamanan nasional akibat bocornya informasi rahasia kepada media massa.

Banyak orang di Israel menganggap bahwa langkah yang dilakukan Netanyahu untuk mendepartemenkan Bar sangat terkait dengan masalah tersebut.

Insiden yang terjadi dalam dua hari terakhir ini telah memperdalam pembelahan di Israel mengikuti peningkatan konflik di Gaza serta operasi di seluruh kawasan Timur Tengah.

Skandal-skandal itu muncul ketika Netanyahu sedang berurusan dengan kritikan atas pendekatannya dalam perang di Gaza, terutama keputusannya untuk memilih tindakan militer dibandingkan negosiasi pembebasan para tersandera Israel yang masih dikendalikan oleh pihak di Gaza lewat traktat gencatan senjata.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Ad Placement

Ad Placement