arashnews.com NTT - NTT-ALOR - Guru biasa dikenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa, namun sebutan gelar ini juga patut diberikan kepada Petani sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang bekerja keras untuk ketahanan pangan.
Tidak hanya itu, Petani bekerja keras tidak mengenal lelah dan panas teriknya matahari maupun hujan yang menghantam tubuhnya, hanya untuk memastikan setiap hasil panennya hadir di meja makan. Setiap bulir-bulir keringat para petani adalah harapan bagi masa depan pangan bangsa.
"Terima kasih Petani, terima kasih pahlawan pangan, karena telah menjadi pahlawan bagi kehidupan kami", demikian yang diungkapkan Dandim 1622/Alor Letkol Inf Amir Syarifudin, SH saat dihubungi wartawan media ini, Selasa (14/1/2025) pagi terkait peran para Babinsa yang terlibat dalam Satgas Pangant.
Dandim mengungkapkan ada tempat-tempat atau Desa yang memiliki banyak sekali lahal-lahan potensial yang dapat dijadikan lahan pertanian, semisalnya untuk padi Gogo, tapi kenyataannya tidak tersentuh atau sebagai peluang pagi para kaum muda yang memiliki latar belakang pendidikan bidang pertanian.
"Banyak sekali Universitas mencetak sarjana Pertanian setiap tahunnya, tetapi bidang pertanian tak kunjung mengalami kemajuan. Bahkan para pekerjanya rata-rata usia 50 tahun keatas. Kaum mudanya yang Sarjana Pertanian, mereka dimana", ucap Dandim berharap.
Dari laporan para Babinsa sebagai salah satu contoh yaitu di RT.010 RW.05, Desa Tribur, Kecamatan Abad Selatan, ada seorang petani yang patut diapresiasi namanya Bapak Abri. Beliau memanfaatkan lahannya dijadikan usaha pertanian didampingi oleh Dinas Pertanian dan Babinsa selalu memberikan motivasi.
"Seperti Bapak Abri ini yang patut kita berikan apresiasi bahkan bila perlu diberikan penghargaan lain sehingga menjadi pendorong dan motivasi untuk terus bekerja dan bekerja memastikan setiap meja kita terisi hasil jerih lelah petani", ucap Dandim tegas.
(Jb-tim).