arashnews.com Bali - Tabanan – Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, menghadiri Upacara Pitra Yadnya (Ngaben Gabungan) dan Upacara Manusa Yadnya di Banjar Adat Graha Santhika Grogak Gede, Desa Adat Kota Tabanan, Minggu (12/1). Acara ini menjadi wujud nyata gotong-royong masyarakat untuk menjaga tradisi dan budaya Bali secara berkelanjutan.
Karya Pitra Yadnya dipimpin oleh Pandita Empu Nabe Paramayogi Swara di Bale Banjar Adat Grogak Gede dengan total 14 sawa yang dikenai biaya Rp 2,5 juta per sawa. Selain itu, dilakukan upacara Nyekah untuk dua orang dengan biaya Rp 1,5 juta per sawa, dan upacara Ngelungah untuk 23 sawa seharga Rp 750 ribu per sawa. Upacara Manusa Yadnya mencakup Metatah dengan 25 peserta (Rp 300 ribu per orang), Nyambutin dengan 7 peserta (Rp 200 ribu per orang), serta Menek Kelih dengan 6 peserta (Rp 200 ribu per orang).
Bupati Sanjaya mengapresiasi semangat kebersamaan masyarakat dalam pelaksanaan yadnya tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kekompakan dalam menjaga kelestarian budaya. “Melalui kebersamaan seperti ini, yadnya bisa terlaksana dengan baik dan hemat biaya. Pemerintah hadir memberikan solusi, salah satunya membangun krematorium bagi banjar adat yang belum memiliki fasilitas memadai,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa program ngaben gabungan adalah langkah solutif untuk meringankan beban masyarakat tanpa mengurangi makna yadnya. “Tabanan menjadi contoh dalam pelaksanaan ngaben bersama, biaya terjangkau namun esensi budaya tetap terjaga,” tambahnya.
Ketua Panitia, I Made Nuada, turut berterima kasih atas dukungan pemerintah daerah. Ia menyebut keberhasilan ini adalah hasil kerja sama masyarakat dan pemerintah. "Gotong-royong dan dukungan Bapak Bupati sangat membantu pelaksanaan upacara ini," katanya.
Pelaksanaan ngaben gabungan ini menunjukkan harmoni antara masyarakat, adat, dan pemerintah dalam menjaga budaya Bali, sekaligus memberikan solusi praktis bagi masyarakat.
Rossa